Thursday, July 4, 2013

Kiat Hidup Di Jepang

Sasete Itadakimasu

Dalam percakapan bahasa Jepang sehari-harinya kita sering mendengar kata-kata ~ sasete itadakimasu. Banyak yang mempunyai pemikiran yang sama bahwa mereka menunjukkan penghormatan selama mengucapkan ~ sasete itadakimasu.
Di awal perjumpaan, misalnya, ada orang yang mau mengucapkan , Setsumei sasete itadakimasu kepada peserta pertemuan lainnya. Artinya “saya menerima kehormatan untuk diminta memberikan penjelasan”. Tapi dalam situasi ini kita cukup menggunakan Setsumei shimasu, yang berarti “saya akan jelaskan”.
Mungkin anda juga menyadari bahwa di depan toko kita sering menemui tulisan Juji kara eigyo sasete itadakimasu, yang secara harafiah berarti “kami mohon kepada anda agar mengizinkan kami buka pada pukul 10″. Hal ini adalah penggunaan yang tidak tepat.
Tapi kata-kata ini akan berubah seiring waktu. Ungkapan-ungkapan tersebut mungkin akan bisa menjadi bahasa Jepang yang benar.

Pemandian

Di Jepang, sudah secara umum setiap rumah mempunyai bak mandi. Ukurannya rata-rata bak mandi itu memungkinkan seseorang untuk duduk berselonjor dan merendam tubuh hingga ke pundah. Air panas di bak mandi itu digunakan oleh seluruh anggota keluarga. Jangan lupa sebelum berendam untuk membersihkan tubuh terlebih dahulu.
Orang Jepang tidak hanya mandi di rumah, tapi juga sering pergi ke tempat pemandian air panas. Bepergian dengan tujuan utama untuk mengunjungi pemandian air panas disebut onsen ryokô. Beberapa penginapan di tempat pemandian air panas memiliki apa yang disebut sebagai rotenburo. Ini artinya tempat mandi di udara terbuka, sambil melihat hamparan panorama alam disekitarnya. Rotenburo ini sangat populer karena memberikan perasaan bebas.

Makanan Musiman

Jepang memiliki empat musim dan setiap musim punya makanan khasnya. Disini kami akan kenalkan makanan khas yang ada pada setiap musim yang ada
Bahan makanan khas di musim semi juga banyak yang terdapat di Indonesia yaiturebung bambu (Rebung bambu dalam bahasa Jepang disebut takenoko) dan tangkapan ikan bonito pertama di musim itu.
Lain halnya dengan musim panas, orang Jepang banyak makan mentimun dan belut. Mentimun dianggap sebagai sayuran yang bermanfaat untuk menghilangkan kelelahan di musim panas karena bisa mengeluarkan panas tubuh.
Pada waktu  musim gugur ada ungkapan “musim gugur adalah musim dimana selera makan kita paling baik.” Ungkapan ini menggambarkan banyaknya bahan makanan khas di musim gugur, diantaranya buah kesemek, ikan sauri pasifik dan
Sedangkan jenis makanan di musim dingin adalah ikan cod dan lobak raksasa yang dapat membantu menghangatkan tubuh.
Bahan makanan musiman ini harganya relativ murah dan sangat terkenal karena banyak tersedia dimana-mana. Makanan laut di sebuah musim juga sangat dihargai, dan suasana di pasar-pasar biasanya akan diramaikan dengan teriakan “Ikan bonito pertama tahun ini sudah datang!”

Produk Khas

Kepulauan Jepang terbentang dari utara ke selatan, sehingga cuaca setiap daerah sangat berbeda-beda. Jepang juga memiliki empat musim dengan berbagai keindahan alamnya yang melimpah. Setiap kawasan memiliki produk pertanian dan makanan khasnya.
Teh adalah produk khas provinsi Shizuoka yang terletak di kaki Gunung Fuji. Ini adalah kawasan produsen teh terbesar di Jepang. Shizuoka juga memiliki pantai sehingga juga diberkahi dengan produk laut yang melimpah seperti ikan sarden dan udang sakura berbintik.
Tentu saja Tokyo juga memiliki kekhasannya sendiri. Rumput laut nori yang digunakan untuk membuat sushi adalah salah satunya. Nori yang dipanen di Teluk Tokyo terkenal karena rasanya yang sedikit manis dan aromanya yang kuat.
Saat ini Anda dapat menikmati produk khas dari seluruh Jepang dengan menggunakan layanan pemesanan pos via internet. Namun tentu saja yang paling nikmat adalah jika Anda berkunjung langsung dan mencicipi makanan khas itu saat tengah musimnya.

Mengubah Kegagalan Menjadi Nilai Tambah

Siapapun pernah berbuat salah. Namun sekali Anda meminta maaf dengan cara yang kasar, bisa jadi Anda akan meninggalkan kesan buruk di mata orang lain. Anda harus meminta maaf secara cerdas.
Ungkapan yang dilontarkan pada saat permintaan maaf yang digunakan dalam bisnis adalah Sumimasen, Moshiwake Gozaimasen dan shitsurei itashimashita.
Saat seseorang yang ingin dimintai maaf ada di hadapan, maka Anda harus membungkukkan badan saat menyampaikan permintaan maaf.
Saat Anda terlambat memenuhi sebuah janji, misalnya karena kereta terlambat akibat ada kecelakaan, maka hal pertama yang Anda lakukan adalah meminta maaf walaupun bukan Anda yang harus disalahkan karena terlambat. Apapun alasannya, lebih baik meminta maaf karena telah menyusahkan orang lain akibat Anda tidak bisa memenuhi janji. Apabila anda telah meminta maaf dengan ketulusan, Anda tinggal berusaha untuk memulihkan kembali kepercaayaan orang.

Membaca Pikiran Orang Lain

Seperti pernah dijelaskan, orang Jepang punya kecenderungan untuk tidak mengatakan sesuatu dengan jelas. Ini karena ada semacam kebiasaan untuk membaca pikiran orang, jika orang tersebut tidak mengungkapkan dengan jelas apa yang ada dalam pikiran mereka.
Percakapan hari ini misalkan, ketimbang mengatakan dengan jelas bahwa ia ingin pulang, gunakan ungkapan sorosoro. Tapi saat mendengar kata tadi, pasangan ibu pemilik kontrakan dan suaminya sudah bisa menebak bahwa orang itu ingin pulang. Jadi yang dimaksud membaca pikiran orang disini bukan hanya dari kata-katanya, tapi juga dari ungkapan wajah dan suasana.
Dalam bahasa Jepang, “memahami sesuatu tanpa kata-kata” disebut kûki o yomu. Arti harafiahnya kalimat tadi adalah “membaca di udara”, tapi ini mengungkapkan bagaimana kita bisa memahami keadaan.

Jam kerja kantor

Jam kerja di kebanyakan perusahaan Jepang adalah dari pukul 9 pagi hingga pukul 5 sore. Walaupun akhir-akhir ini sistem “waktu fleksibel” mulai meluas, di mana para karyawan dapat mengatur sendiri jam kerjanya dalam batasan tertentu. Sistem fleksibel ini menjadi populer karena dapat menghindari kepadatan lalu lintas dalam jam kerja biasa, selain karyawan juga bisa bekerja sesuai gaya hidupnya.
Tetapi banyak juga orang yang merasa risi untuk pulang setelah menyelesaikan pekerjaannya, karena melihat atasan dan rekan kerjanya masih bekerja lembur. Nah dalam situasi seperti ini, berikan toleransi kepada mereka yang masih bekerja, dengan mengucapkan O-saki ni shitsurei shimasu sebelum pulang. Artinya “Maaf saya permisi dulu”.

10 Kiat Sukses Orang Jepang 

1. Kerja Keras

Jepang / Nihon / Nippon / Japan seperti diketahui orang seluruh dunia adalah bangsa yang rajin. Sesusah-susahnya hidup orang rajin tidak akan pernah kelaparan. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun). tokyo1 300x203 Kiat Hidup di JepangSeorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan.

2. Malu

Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.

3. Hidup Hemat

Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. yang membuat heran dan kagum adalah  banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30. Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00.

4. Loyalitas

Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. agak berbeda  dengan kondisi di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan.

5. Inovasi

Kalau anda tahu jepang bukan negara yang menemukan berbagai tekbologi yang ada , tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannyadalam varian lain dengan motif yang baru yang diminati oleh masyarakat. Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip Electronics. Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO Sony pada masa itu. Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk. Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah.

6. Pantang Menyerah

Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner. Minimnya sumber daya alam tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia . Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki , disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahi dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo . shinkansen 300x203 Kiat Hidup di JepangTernyata Jepang tidak habis. Ditahun – tahun selanjutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen) . Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era kekinian. Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan).

7. Budaya Baca

Tidak usah kaget bila berkunjung ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca. Banyak penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi.  Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb). Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institute penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan.

8. Kerjasama Kelompok

Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang. Ada anekdot bahwa “1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok” . Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan “rin-gi” adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam “rin-gi”.

9. Mandiri

Sejak usia dini anak-anak orang Jepang dilatih untuk mandiri. Hal ini diterapkan sejak masuk TK (Yochien) di Jepang. Anak – anak  harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento (bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar minuman yang menggantung di lehernya. Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Rata – rata untuk biaya pribadi mereka kerja part time untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka “meminjam” uang ke orang tua yang itu nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya.

10. Jaga Tradisi

Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini.
Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki , maka jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan.
Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata “tidak” untuk apabila mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang Jepang karena “hai” belum tentu “ya” bagi orang Jepang Pertanian merupakan tradisi leluhur dan aset penting di Jepang. Persaingan keras karena masuknya beras Thailand dan Amerika yang murah, tidak menyurutkan langkah pemerintah Jepang untuk melindungi para petaninya. Kabarnya tanah yang dijadikan lahan pertanian mendapatkan pengurangan pajak yang signifikan, termasuk beberapa insentif lain untuk orang-orang yang masih bertahan di dunia pertanian. Pertanian Jepang termasuk salah satu yang  tertinggi di dunia.

Penyebutan nama di telepon

Memang tidak mudah untuk membuat ungkapan yang santun saat telpon. Kuncinya adalah posisi harus jelas antara “Kita dengan lawan bicara kita”, atau “orang dalam dan orang luar”. Ketika berbicara dengan orang di kantor sendiri, kita harus menggunakan ungkapan sederhana untuk merendahkan diri sendiri. Misalnya ketika ada telepon untuk Presdir Suzuki, meskipun di dalam kantor sendiri kita memanggilnya Suzuki shacho, yang artinya “Presdir Suzuki”, tetapi kepada orang luar, kita akan menanggalkan semua atribut kehormatannya, dan mengatakan: Suzuki wa gaishutsu shite imasu, artinya “Suzuki sedang keluar”.
Di Jepang, nama keluarga yang sering terdengar adalah: Sato, Suzuki dan Takahashi. Tetapi masih banyak nama keluarga lainnya, sebagian juga terdengar hampir sama. Apabila tidak bisa menangkap nama keluarga seseorang, jangan segan untuk berkata; Mô ichido, o-namae o onegaishimasu, yang artinya “Tolong sebutkan nama Anda sekali lagi”.

Kôban

Apabila menemukan dompet atau telepon genggam, kebanyakan orang Jepang berpandangan “harus segera melaporkannya kepada polisi”. Sementara orang yang kehilangan barang pun segera melapor ke polisi tentang barang yang hilang tersebut, termasuk waktu dan hari kehilangan. Dengan demikian, apabila ada orang yang menemukan barang tersebut dan melaporkannya kepada polisi, maka pihak polisi akan dapat segera menghubungi orang yang kehilangan.Pos penjagaan polisi yang berbentuk bangunan kecil disebut juga dengan koban
Sistem kôban ini dibuat lebih dari 100 tahun yang lalu untuk menjaga keamanan di Tokyo, lalu meluas ke seluruh negeri. Polisi yang bekerja di kôban disebut dengan panggilan akrab o-mawarisan.Tugas utamanya adalah mengontrol keamanan di daerah tersebut, termasuk segera pergi ke tempat kejadian kecelakaan atau kejahatan, dan membantu mereka yang tersesat dan juga memberikan pengamanan kepada mereka yang mabuk.. Jadi kalau Anda suatu saat tersesat di suatu tempat, ingatlah untuk segera ke kôban untuk menanyakan arah.

Stempel pribadi

Salah satu budaya Jepang yang sering membuat orang asing terheran-heran adalah penggunaan stempel pribadi, bahasa Jepangnya hanko atau inkan. Benda ini mempunyai peranan penting dalam berbagai transaksi, misalnya ketika akan membuka rekening bank, atau ketika hendak menyewa apartemen dsb. Biasanya stempel ini terbuat dari kayu, batu atau plastik yang diukir dengan nama keluarga pemiliknya. Di beberapa bank besar juga masih mau menerima tanda tangan sebagai pengganti stempel.
Ada juga stempel untuk keperluan harian, misalnya ketika menerima barang kiriman, dsb. Stempel seperti ini dijual bebas dengan nama-nama keluarga Jepang yang umum, seperti Sato, Suzuki, Takahashi dan sebagainya. Sebagai orang asing, memang tidak ada stempel khusus yang hanya bisa dimiliki dengan memesannya, maka Anda juga bisa membuatnya dengan nama lengkap, nama depan saja, atau malah hanya inisial.

Pesta Perusahaan

Perusahaan-perusahaan di Jepang sering menggelar pesta untuk para karyawannya.Yang paling banyak adalah untuk penerimaan karyawan baru, pesta perpisahan saat ada pergantian karyawan, dan pesta akhir tahun sebagai bentuk terima kasih atas hasil kerja dan dukungan selama setahun terakhir.
Diantara sesama pekerja  biasa untuk makan malam bersama seusai kerja, sambil minum minuman beralkohol atau teh. Jika Anda tidak minum alkohol, tidak ada salahnya menolak, tapi sebaiknya gunakan kata-kata yang sopan.Cara yang paling baik untuk menolak  adalah dengan menyertakan alasan dan ucapkan Sumimasen, o-sake wa nomenai n desu yang artinya “Maaf, tapi saya tidak dapat minum sake”.
Pesta-pesta ini adalah momen terbaik untuk mengenalkan diri kepada orang jepang, dan bahkan menemukan sisi lain yang tak terduga dari rekan sekerja Anda. Jadi datanglah jika Anda diundang.

Ucapan Salam

Di Jepang ada beragam bentuk sapaan untuk berbagai situasi. Berikut beberapa diantaranya yang perlu diingat.
Pertama, tadaima (saya sudah pulang) dan o-kaeri nasai (selamat datang kembali).
Saat akan keluar, ucapkanlah itte kimasu, yang artinya sama dengan “sampai jumpa.” Orang yang mengantar Anda keluar akan mengucapkan itterasshai yang artinya sama dengan “sampai ketemu lagi nanti.”
Sebelum mulai makan, ucapkanlah itadakimasu, yang artinya “saya akan makan.” Saat selesai makan, ucapkan gochisô sama deshita, yang berarti “terima kasih untuk makanannya”. “Gochisô sama deshita” juga diucapkan kepada tuan rumah sehabis Anda makan.
Terakhir, ucapkanlah o-yasumi nasai sebelum beranjak tidur. Artinya “Selamat malam.” Ucapan balasannya juga sama: O-yasumi nasai.
Jika Anda dapat menguasai bentuk sapaan yang umum ini, maka jarak antara Anda dan orang Jepang akan jauh berkurang

Etika saat berada di dalam lift

Ada beberapa etika yang harus diingat ketika berada di dalam lift di tempat kerja.
Pertama, ketika menunggu lift, berdirilah di sisi pintunya agar tidak menghalangi orang yang hendak keluar dari lift.
Begitu pula posisi berdiri di dalam lift akan tergantung pada siapa yang ada di dalam lift tersebut. Apabila bersama tamu atau atasan, kita harus berdiri di dekat tombol untuk mengontrol lift tersebut.
Kita tidak akan mengenal dengan siapa saja di Lift saat itu. Bisa jadi tamu atau karyawan dari departemen lain. Oleh karena itu, kita harus menjaga percakapan untuk menghindari kebocoran informasi penting.
Hal yang sama juga berlaku saat berada dalam lift di pusat perbelanjaan atau hotel, sebaiknya kita menahan diri untuk bercakap-cakap. Ini juga merupakan bentuk tenggang rasa bagi orang lain yang sama-sama naik lift bersama kita.

No comments:

Post a Comment